Oleh: halaqohdakwah | November 14, 2008

Murobbi

ust-rahmat-2

KH. Rahmat Abdullah, Sang Murabbi

Oleh : Satria Hadi Lubis
Dinukil dari buku : 114 Tips Murobbi Sukses

“Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (menjadi) rahmat bagi semesta alam” (QS. 21 : 107).

Misi keberadaan kita di dunia ini tiada lain kecuali menjadi rahmat bagi semesta alam. Rahmat dalam pengertian menebarkan kasih sayang dan memberikan manfaat yang sebesar-besarnya bagi masyarakat. Misi tersebut tak bisa tidak mengharuskan kita hidup dalam jalan dakwah. Mengapa? Sebab hanya dakwah yang membuat seorang muslim konsisten mengajak orang lain ke arah kebaikan dan kasih sayang. Sedang jalan selain dakwah adalah jalan yang penuh ketidakpastian dan keraguan untuk merealisasikan misi keberadaan manusia muslim tersebut. Jalan yang seringkali menggelincirkan seseorang kepada sikap egois dan hanya mementingkan diri sendiri.

Itulah sebabnya Allah mewajibkan setiap muslim berdakwah, agar mantap merealisasikan misi keberadaannya di muka bumi. Kewajiban tersebut bahkan sudah kita sandang sejak akil baligh. “Hai anakku, dirikanlah sholat dan suruhlah (manusia) mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah)” (QS. 31 : 18).

Dakwah adalah jalan orang-orang yang mulia sepanjang masa. Saking mulianya jalan tersebut, Allah SWT sampai menyebutnya sebagai jalan “yang terbaik”. “Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah, mengerjakan amal shaleh dan berkata: “Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri?” (QS. 41 : 33).

Karena itu, amat ironis jika ada seorang muslim yang secara sadar meninggalkan jalan dakwah.

Untuk berdakwah, kita perlu memahami tahapan dakwah. Secara umum, ada dua tahapan dakwah, yakni dakwah umum (‘ammah) dan dakwah khusus (khossoh).

Dakwah ‘ammah adalah dakwah yang ditujukan kepada masyarakat umum tanpa adanya hubungan yang intensif antara da’i (orang yang berdakwah) dengan mad’u (orang yang didakwahi). Sebagian besar fenomena dakwah yang ada di masjid-masjid dan media massa adalah dakwah ‘ammah. Follow up (kelanjutan) dari dakwah ‘ammah adalah dakwah khossoh. Yakni dakwah kepada orang-orang terbatas yang ingin bersungguhsungguh mengamalkan Islam. Hubungan antara da’i dan mad’u berlangsung intensif pada dakwah khossoh. Umumnya, mad’u pada dakwah tahapan khusus ini dikumpulkan dalam
kelompok-kelompok kecil berjumlah 3-12 orang yang disebut dengan halaqah (lingkaran). Di beberapa kalangan halaqah juga disebut dengan pengajian kelompok, mentoring, ta’lim, usroh, liqo’, dan lain-lain. Di dalam halaqah inilah murobbi (pembina) berada.

Pengertian murobbi
Murobbi adalah seorang da’i yang membina mad’u dalam halaqah. Ia bertindak sebagai qiyadah (pemimpin), ustadz (guru), walid (orang tua), dan shohabah (sahabat) bagi mad’unya. Peran yang multifungi itu menyebabkan seorang murobbi perlu memiliki berbagai keterampilan, antara lain keterampilan memimpin, mengajar, membimbing, dan bergaul. Biasanya, keterampilan tersebut akan berkembang sesuai dengan bertambahnya pengetahuan dan pengalaman seseorang sebagai murobbi.

Peran murobbi berbeda dengan peran ustadz, muballigh atau penceramah pada tataran dakwah ‘ammah. Jika peran muballigh titik tekannya pada penyampaian materimateri Islam secara menarik dan menyentuh hati, maka murobbi memiliki peran yang lebih kompleks daripada muballigh. Murobbi perlu melakukan hubungan yang intensif dengan mad’unya. Ia perlu mengenal “luar dalam” mad’unya melalui hubungan yang dekat dan akrab. Ia juga memiliki tanggung jawab untuk membantu permasalahan mad’unya sekaligus bertindak sebagai pembina mental, spritual, dan (bahkan) jasmani mad’unya. Peran ini relatif tidak ada pada diri seorang muballigh. Karena itulah, mencetak murobbi sukses lebih sulit daripada mencetak muballigh sukses.

Dalam skala makro, keberadaan murobbi sangat penting bagi keberlangsungan perjuangan Islam. Dari tangan murobbilah lahir kader-kader dakwah yang tangguh dan handal memperjuangkan Islam. Jika dari tangan muballigh lahir orang-orang yang “melek’ terhadap pentingnya Islam dalam kehidupan, maka murobbi melajutkan kondisi “melek” tersebut menjadi kondisi terlibat dan terikat dalam perjuangan Islam. Urgensi murobbi dalam perjuangan Islam bukan hanya retorika belaka, tapi sudah dibuktikan dalam sejarah panjang umat Islam. Dimulai oleh Nabi Muhammad saw sendiri ketika beliau menjadi murobbi bagi para sahabatnya.

Kemudian dilanjutkan dengan para ulama salaf (terdahulu) dan khalaf (terbelakang), sampai akhirnya dipraktekkan oleh berbagai harakah (gerakan) Islam di seluruh belahan dunia hingga saat ini. Tongkat esatafeta perjuangan Islam tersebut dilakukan oleh para murobbi yang sukses membina kaderkader dakwah yang tangguh.

Pada intinya, umat Islam tak mungkin mencapai cita-citanya jika dari tubuh umat Islam itu sendiri belum lahir sebanyak-banyaknya murobbi handal yang ikhlas mengajak umat untuk memperjuangkan Islam.

Keutamaan murobbi Mengingat begitu pentingnya peran murobbi dalam keberlangsungan eksistensi umat dan dakwah, sudah seharusnya kita memiliki keseriusan untuk mencetak murobbi-murobbi sukses. Namun ternyata mencetak murobbi sukses bukanlah hal yang mudah. Ada berbagai kendala yang menghadang.

Kendala tersebut dapat dikelompokkan dalam tiga bagian.

1. Kendala kemauan
Yakni kendala berupa belum munculnya kesadaran dan motivasi yang tinggi dari sebagian kita untuk menjadi murobbi. Mungkin disebabkan belum tahu pentingnya murobbi, belum percaya diri untuk menjadi murobbi, atau karena tidak menganggap prestisius peran murobbi dalam masyarakat.

2. Kendala kemampuan
Yakni kendala berupa minimnya pengetahuan dan pengalaman menjadi murobbi.
Memang, menjadi murobbi membutuhkan berbagai kemampuan yang perlu terus ditingkatkan. Beberapa kemampuan yang perlu dimiliki, misalnya pengetahuan agama, dakwah, pendidikan, organisasi, manajemen, psikologi, dan lain-lain. Kemampuan ini masih terbatas dimiliki oleh kebanyakan umat.

3. Kendala kesempatan
Yakni kendala ketiadaan waktu dan kesempatan untuk menjadi murobbi. Kehidupan dunia yang penuh godaan materi ini membuat orang terlena untuk mengejarnya, sehingga tak punya waktu untuk memikirkan hal-hal yang strategis. Termasuk di dalamnya tak punya waktu untuk serius menjadi murobbi. Padahal keberlangsungan eksistensi umat sangat tergantung pada keberadaan murobbi-murobbi handal.

Mestinya, berbagai kendala tersebut dapat diatasi dengan kekuatan iman dan taqwa kepada Allah swt. Tanpa kekuatan iman dan taqwa, obsesi menjadi murobbi sukses menjadi musykil dilakukan.

Selain dengan iman dan taqwa, untuk mengatasi berbagai kendala itu kita juga perlu menyadari beberapa keutamaan menjadi murobbi, diantaranya :

1. Melaksanakan kewajiban syar’i.
Menuntut ilmu wajib hukumnya dalam Islam. Apalagi jika yang dituntut itu ilmu Islam. Cara yang paling efektif menuntut ilmu Islam adalah dengan halaqah, seperti yang dicontohkan Nabi Muhammad saw. Menurut kaidah fiqih, jika pelaksanaan kewajiban membutuhkan sarana, maka sarana itu menjadi wajib
untuk diadakan. Logikanya, jika menuntut ilmu Islam itu wajib dan cara yang paling efektif menuntut ilmu Islam adalah halaqah, maka halaqah menjadi wajib untuk diadakan.

Halaqah tidak akan berjalan efektif tanpa adanya dua pihak, pembina (murobbi) dan peserta (mad’u). Karena itu, menjadi murobbi dan mad’u menjadi wajib juga.

Allah berfirman : “..Hendaklah kamu menjadi orang-orang robbani, karena kamu selalu mengajarkan Al Kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya” (QS. 3 :79).

Pada ayat tersebut, Allah menyuruh setiap muslim menjadi murobbi (mengajarkan Al Kitab) dan menjadi mad’u (mempelajari Al Kitab). Tidak boleh hanya mau menjadi mad’u saja, tapi tidak mau menjadi murobbi. Jadi kesimpulannya, setiap muslim wajib mengupayakan dirinya untuk menjadi murobbi.

2. Menjalankan sunnah rasul.
Rasulullah saw telah membina sahabat-sahabatnya dalam majelis zikir atau halaqah. Rasulullah membina halaqah selama hidupnya, baik ketika di Mekah (contohnya di Darul Arqom) maupun di Madinah (contohnya majelis ta’lim di Masjid Nabawi). Jadi, menjadi murobbi berarti melaksanakan sunnah rasul
(kebiasaan Rasulullah saw). “Sebagaimana (Kami telah menyempurnakan nikmat Kami kepadamu) Kami telah mengutus kepadamu Rasul di antara kamu yang membacakan ayat-ayat Kami kepada kamu dan mensucikan kamu dan mengajarkan kepadamu Al Kitab dan hikmah (Sunnah Rasul), serta mengajarkan
kepada kamu apa yang belum kamu ketahui” (QS. 2 : 151).

3. Mendapatkan pahala yang berlipat ganda.
Barangsiapa yang mengajarkan Islam kepada orang lain maka ia akan mendapatkan pahala. Semakin efektif sarana pengajarannya, semakin berlipat ganda pahala yang akan didapatkan. Halaqah adalah sarana yang paling efektif untuk mengajar Islam. Karena itu, menjadi murobbi akan mendapatkan pahala
yang berlipat ganda.

4. Mencetak pribadi-pribadi unggul
Nabi Muhammad saw adalah murobbi yang telah berhasil mencetak generasi terbaik sepanjang masa. Oleh sebab itu, menjadi murobbi berarti turut membina pribadi-pribadi unggul harapan umat dan bangsa. Sangat aneh jika seorang muslim tidak mau menjadi murobbi padahal ia sebenarnya sedang melakukan
tugas yang besar dan penting bagi masa depan umat dan bangsa.

5. Belajar berbagai keterampilan
Dengan membina, seorang murobbi akan belajar tentang berbagai hal. Misalnya, ia akan belajar tentang bagaimana cara meningkatkan kepercayaan diri, komunikasi, bergaul, mengemukakan pendapat, mempengaruhi orang lain, merencanakan sesuatu, menilai orang lain, mengatur waktu, mengkreasikan
sesuatu, mendengar pendapat orang lain, mempercayai orang lain, dan lain sebagainya. Pembelajaran tersebut belum tentu didapatkan di sekolah formal.
Padahal manfaatnya begitu besar, bukan hanya akan meningkatkan kualitas pembinaan selanjutnya, tapi juga bermanfaat untuk kesuksesan hidup seseorang.

6. Meningkatkan iman dan taqwa.
Dengan menjadi murobbi, seseorang akan dapat meningkatkan iman dan taqwanya kepada Allah SWT. Secara psikologis, orang yang mengajarkan orang lain akan merasa seperti menasehati dirinya sendiri. Ia akan berupaya meningkatkan iman dan taqwanya kepada Allah seperti yang ia ajarkan kepada
orang lain. Dampaknya, hidupnya akan menjadi tenang karena dekat dengan Allah dan terhindar dari kemaksiatan.

7. Merasakan manisnya ukhuwah
Untuk mencapai sasaran-sasaran halaqah, murobbi dituntut mampu bekerjasama dengan peserta halaqah. Kerjasama tersebut akan berbuah pada manisnya ukhuwah Islamiyah di antara murobbi dan mad’u. Betapa banyak orang Islam yang tidak dapat merasakan manisnya ukhuwah. Namun dengan menjadi murobbi, seorang muslim akan berpeluang untuk merasakan manisnya ukhuwah.

Dengan mengetahui berbagai keutamaan murobbi tersebut, tak alasan lagi bagi kita untuk mengelak menjadi murobbi. Kita harus berupaya sekuat tenaga untuk menjadikan diri kita sebagai murobbi yang sukses membina mad’u. Inilah pekerjaan besar yang masih banyak “lowongannya”. Inilah tugas besar yang menanti kita untuk meresponnya.


Tanggapan

  1. Artikel-artikel di blog ini bagus-bagus. Coba lebih dipopulerkan lagi di Lintasberita.com akan lebih berguna buat pembaca di seluruh tanah air. Dan kami juga telah memiliki plugin untuk WordPress dengan installasi mudah.
    Kami berharap bisa meningkatkan kerjasama dengan memasangkan WIDGET Lintas Berita di website Anda sehingga akan lebih mudah mempopulerkan artikel Anda untuk seluruh pembaca di seluruh nusantara dan menambah incoming traffic di website Anda. Salam!

  2. Jadilah antum MUROBBI, insya Allah hidup berkah

    • Pastinya, antum juga sudah punya mad’u kan???

  3. “Kader adalah Murobbi” (Hasan Albanna)

    Jadilah Murobbi Produktif dan Proaktif..

    Salam hangat.

  4. met berjuang muslim negarawan….. tak kenal henti dan menyerah sampai kapanpun

  5. Menjadi murobbi adalah kesempatan dalam hidup ini untuk menjadikan diri kita lebih baik…..
    Jadi, jangan ragu ya tuk jadi murobbi

  6. Ass. Wr. Wb.

    Alhamdulillah saya bisa menemukan blog ini, banyak sekali ilmu y bs saya dapatkan dari sini..
    Subhanalllah..

    Wass.

  7. Subhanallah..
    Artikel yg sgt bermanfaat.
    Saya sangat ingin sekali mengikuti halaqah. Tapi tdk tahu harus bagaimana.
    Saya tdk punya tmn yg ikt halaqah disini.
    Afwan, jika tidak keberatan tolong beri saya informasi bagaimana cara mengikuti halaqah. Saya seorang akhwat, Kebetulan saya tinggal di ciputat.

    • Alhamdulillah kalo anti punya niat ikut halaqoh, biasanya di sekolah dan di kampus telah banyak forum2 mentoring, silahkan cari informasi disana, afwan kebetulan kami todak berdomisili di sekitaran Jabotabek, namun kalo niat dan kuat pasti akan dimudahkan, Insya Allah… ^_^

    • asw,, hub ana.. insyaAllah dibantu. Salam.

  8. Aassalamu’alaikum Wr.Wb..saya unduh artikelnya ya buat ngerjain tugas..syukron

  9. Jadilah murobbi sejati

  10. syukron atas tulisannya yg bermanfaat,,,
    Semoga an n antm smua mnjadi murobbi yg bs mmberikan cnth teladan, dn termasuk orgt yg mukhsin

  11. ass.sy sudah lama tdk halaqoh krn berpindah-pindah tempat tinggal..bgmn ya caranya agar saya bs halaqoh kmbali.mhn bantuannya..sy tgl ddaerah cipulir..syukron

    • Wa’alaikumussalam Wr. Wb. Biasanya kita tinggal minta rekomendasi dari Murobbi terakhir kita utk bisa dicarikan pengganti yg dekat dgn rumah, tp kl tidak memungkinkan bisa saja langsung mendatangi majelis yg antum ketahui, kl antum halaqoh tarbiyah bisa cari info ke DPC sekitar lingkungan anda. Demikian semoga membantu, Wassalam.

  12. Assalamu’alaikum
    Mau usul, untuk bagian artikel di bawah awan tag, mohon dirapikan lagi. karena judulnya bersambung-sambung dan ada yang menimbulkan persepsi kurang baik.
    syukron

    • Wa’alaiukumussalam wr. wb. Syukron buat koreksi membangunnya. untuk menghindari salah persepsi, admin memutuskan untuk tidak memakai lagi widget AWAN TAG. Untuk pencarian cepat silahkan melalui fasilitas CARI.

  13. jadilah diri kita bagian dari penerus dakwah ilalloh…

    • Wahai saudaraku…
      jadilah murobbi yang sukses dimulai menjadi mutarobbi yang taat.

  14. subhanalloh….
    ayoo..jadilah diri kita bagian dari penerus dakwah ilalloh…
    kita lahirkan kembali para murobbi-murobbi yang banyak sehingga islam jaya….

  15. aslm,,sy sudah sekitar hampir 3 tahun mengikuti halaqoh,,dan murobbi sy sudah menyuruh sy untuk punya binaan,,niat sy sudah mantap namun sulitnya untuk berbicara di depan umum yg jd kendala sy.. mohon dibantu…sukron..

  16. terima kasih untuk murobbiku terkasih 🙂


Tinggalkan Balasan ke lintasmarketing Batalkan balasan

Kategori